PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Geologi struktur adalah suatu cabang
ilmu pengetahuan mempelajari mengenai morfologi bentuk muka bumi beserta gejala
geologi yang menyebabkan deformasi pada batuan (strain) yang membentuk kerak bumi dan gaya yang cenderung merubah
bentuk dan ukuran awal dari suatu permukaan dinamakan stress.
Spenser (1977), berpendapat bahwa
yang dipelajari dalam geologi struktur itu meliputi “primary structural
fatures” (struktur primer) dan “secondary structural fatures” (struktur
sekunder). Struktur primer meliputi struktur yang terbentuk pada saat
pembentukan batuan, misalnya struktur-struktur sedimen pada batuan sedimen,
struktur aliran pada batuan beku dan struktur foliasi pada batuan metamorf.
Struktur sekunder adalah suatu struktur yang terbentuk setelah proses
pembentukan batuan terutama akibat adanya tegangan eksternal yang bekerja
selama ataupun setelah pembentukan batuan, contoh struktur sekunder adalah
kekar, sesar, dan lipatan.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.1.1
MAKSUD
Adapun maksud dari ekskursi geologi
struktur yang dilaksanakan pada 23 April 2016 ke daerah Rajamandala,
Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat untuk memenuhi kurikulum mata kuliah
geologi struktur yang merupakan salah satu mata kuliah dari prodi Teknik
Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung.
1.1.2
TUJUAN
Adapun tujuan diadakan ekskursi
geologi struktur ke daerah Rajamandala, Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat
ini sebagai berikut:
1.
Mahasiswa memiliki pengalaman mengenai keadaan
struktur geologi, terumata sesar dan rekaham secara langsung di lapangan.
2.
Mahasiswa mampu mempelajari gejala struktur
geologi mencakup mengenal, mengobservasi, mengukur, mencatat, dan mengolah data
dari lapangan.
3.
Mahasiswa mampu menggunakan peralatan lapangan,
menentukan lokasi, memilih singkapan yang baik, mengobservasi dan merekam data
lapangan.
1.3
ALAT
1. Peta
Lintasan, untuk mengetahui posisi dan penunjuk daerah penelitian
2. Kompas
Geologi, untuk mengukur kedudukan batuan dan kedudukan struktur garis
3. Palu
Geologi, untuk mengambil sample batuan
4. GPS
5. Buku
lapangan dan alat tulis, untuk mencatat data-data lapangan
6. Kamera,
merekam singkapan dan data di lapangan
BAB II
LANDASAN TEORI
Jurus
atau strike adalah garis perpotongan bidang horizontal dengan bidang
perlapisan, sedangkan dip merupakan sudut yang dibentuk oleh bidang miring
dengan bidang horizontal dihitung secara vertikal, tegak lurus strike. Apparent dip merupakan sudut kemiringan
antara bidang horizontal dengan bidang miring dengan pengukuran tidak tegak
lurus strike, dan dip direction merupakan
arah tegak lurus jurus yang sesuai dengan dip sebenarnya dihitung dari arah
utara.
Sedangkan
istilah untuk kedudukan struktur garis dinyatakan dalam trend, plunge, pitch, bearing.Trend atau arah penunjaman adalah
arah dari proyeksi struktur garis pada bidang horizontal diukur terhitung dari
utara. Bearing atau arah kelurusan
adalah salah satu arah yang merupakan sudut pelurusannya namun tidak menunjukan
trend struktur garis tersebut. Plunge adalah
sudut yang dibentuk dari struktur garis dengan bidang horizontal dihitung dari
arah vertikal sedangkan Pitch merupakan
sudut yang dihitung dari struktur garis tersebut terhadap bidang horizontal
dihitung pada bidang struktur garis itu berada.
Sesar adalah
rekahan yang telah mengalami pergeseran. Sesuai prinsip Anderson, sesar terbagi
menjadi normal fault, reverse fault, dan
strike-slip fault.
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1 LOKASI 1 : Tamban Batugamping PT MMA, GUNUNG GUHA
Singkapan 1
Pukul : 08.15 WIB
Tanggal : 23 April 2016
Cuaca : Cerah
Koordinat : -6853,
107, 397
DESKRIPSI SINGKAPAN
Singkapan
batugamping, warna putih, kompak, porositas baik, vegetasi sedang, sortasi baik, kondisi segar, struktur
stylolite, urat kalsit, shear fracture, platy coral dan microfold, dimensi
singkapan 20x5 m.
DESKRIPSI LITOLOGI
Warna putih, kondisi segar,
kompak, porositas baik
Komposisi: fragmen
skeletal (platy coral) ukuran 10-30 cm (25%), vein ukuran 10cm, 2m (15%),
mikrit (35%), stylolite (25%)
Nama Batuan : Batugamping bindstone (Embry-Klovan, 1971)
SINGKAPAN 2
Pukul : 10.00 WIB
Tanggal : 23 April 2016
Cuaca : Cerah
DESKRIPSI SINGKAPAN
Singkapan batugamping, warna
putih, segar, kondisi segar, vegetasi tidak ada, urat kalsit,
stylolite, shear fracture ukuran 3-4 m, dimensi singkapan 20x10m.
Deskripsi Litologi
Batugamping boundstone, putih, kondisi segar, kompak, porositas baik
Batugamping boundstone, putih, kondisi segar, kompak, porositas baik
Komposisi :
platy coral (10%), mikrit (50%), vein (35%), stylolite (5%)
Nama Batuan:
mudstone (Embry-Klovan, 1971)
STRUKTUR DAN
PERLAPISAN YANG DIAMATI
1. Platy Coral
Orientasi platy coral dapat digunakan
sebagai penentuk kedudukan perlapisan batugamping, karena pada saat diagenesa
platy coral akan tumbuh sejajar dengan perlapisan.
2. Stylolite
Stylolite terbentuk karena pressure dissolution dimana air pada
batugamping keluar dan melarutkan batuan disekitarnya dan menghasilkan permukaan
yang terlihat bergerigi. Stylolite terbentuk oleh adanya penekanan dari stress
compressive terbesar (sigma 1) dan arah orientasinya merupakan tegak lurus
sigma 1 yang diakibatkan dari proses burial.
Sedangkan stylolite sendiri dapat terbentuk
oleh adanya proses tektonik sehingga arah orientasinya merupakan tegak lurus
sigma 1 tektonik, sehingga stylolite berjenis ini tidak searah dengan
perlapisan.
3.
Vein
Vein
merupakan rekahan yang terisi mineral. Pada singkapan, terdapat dua jenis
rekahan yang menjadi urat kalsit. Pertama, rekahan yang dikontrol oleh
Stylolite. Urat dapat terbentuk pada amplitude maksimal dari stylolite. Kedua,
rekahan yang dikontrol oleh tension fracture.
4.
Microfold
Butiran skeletal dalam karbonat dapat
mengalami perlipatan skala kecil sebagai respon dari compressive stress.
PEMBAHASAN
LOKASI 1
1.
Orientasi umum dari stylolite ada 2:
a.
Mengikuti bidang perlapisan batugamping (sejajar
dengan perlapisan koral, tegak lurus dengan arah sigma 1 hasil burial)
b.
Memotong bidang perlapisan batugamping (tegak
lurus dengan arah sigma 1 akibat tektonik)
2.
Apakah terdapat vein yang berhubungan yang pembentukan stylolite?
Ya, terdapat vein yang berhubungan dengan
pembentukan stylolite yang terbentuk pada amplitudo stylolite. Berikut bukti
vein yang terbentuk tepat pada amplitudo stylolite.
vein pada amplitudo stylolite |
1.
Bagaimana hubungan antara fragmen coral dan
stylolite?
Terdapat stylolite yang berhubungan dengan
fragmen coral yaitu yang terbentuk akibat tekanan burial. Namun, terdapat juga stylolite yang tidak berhubungan
dengan orientasi fragmen coral. Yaitu, stylolite yang terbentuk akibat stress
compressive terbesar tektonik
Tabel 1. Kedudukan
Perlapisan dan Struktur
Perlapisan/Struktur
|
Strike
|
Dip
|
Perlapisan
|
88
|
59
|
Perlapisan
|
92
|
62
|
Perlapisan
|
91
|
60
|
Perlapisan
|
90
|
38
|
Perlapisan
|
85
|
26
|
Perlapisan
|
92
|
18
|
Vein
|
265
|
65
|
Vein
|
265
|
67
|
Vein
|
80
|
50
|
Vein
|
83
|
53
|
Stylolite
burial
|
91
|
32
|
Stylolite
burial
|
94
|
34
|
Stylolite
tectonic
|
265
|
63
|
Stlylolite
tectonic
|
263
|
65
|
3.2 LOKASI 2 : Pasir Batununggal
Pukul : 12.05 WIB
Tanggal : 23 April 2016
Cuaca : Panas Terik
FOTO SINGKAPAN
Sesar turun dilokasi pasir batununggal |
DESKRIPSI SINGKAPAN
Dimensi
30x15m, putih kecoklatan, terdapat
slickenside, kondisi lapuk, vegetasi banyak rerumputan , brittle, litologi : batugamping klastik dan lempung,
terdapat sesar turun.
Deskripsi Litologi
1. Batugamping klastik
Putih krem, tekstur
klastik, sortasi buruk, porositas baik, kemas tertutup.
2. Lempung
Coklat, tekstur
klastik, sortasi buruk, ukuran butir lempung, kemas terbuka,.
Struktur dan perlapisan yang diamati
1. Slickenside
Pergerakan sesar dapat ditentukan dengan melihat
struktur tangga pada slicken side. Slicken side merupakan struktur garis yang
ditemukan pada bidang sesar.
2. Bidang Sesar
Bidang pergerakan antarperlapisan batuan yang
terpisah.
3. Bedding pada
batugamping dan lempung
Perlapisan batugamping dan lempung terlihat jelas
karena butiran klastik pada batuan memperlihatkan proses pengendapan yang
terjadi saat diagenesa.
Slicken side |
PEMBAHASAN
LOKASI
2
Pada lokasi 1, bidang perlapisan
diukur melalui arah orientasi platy coral, didapatkan strike bidang perlapisan umum
N 270-275 E.
Sedangkan pada lokasi 2 bidang
perlapisan diukur dari bedding batugamping yang terlihat dengan jelas pada
singkapan, dan terdapat offset dari bidang sesar. Dengan strike bidang
perlapisan umum pada N 60-65 E.
Diagram roset data lokasi 1 gunung guha |
Diagram roset lokasi 2 Pasir batununggal |
DATA STRUKTUR SEKUNDER
Perlapisan/Struktur
|
Trend
|
Plunge
|
Pitch
|
Slickenline
|
330
|
80
|
60
|
Slickenline
|
330
|
70
|
80
|
Slickenline
|
0
|
50
|
65
|
Slickenline
|
37
|
58
|
37
|
Slickenline
|
80
|
67
|
75
|
Slickenline
|
338
|
88
|
34
|
Slickenline
|
34
|
60
|
59
|
Slickenline
|
45
|
49
|
53
|
Keterangan
|
strike
|
dip
|
bidang sesar
|
245
|
70
|
bidang sesar
|
240
|
64
|
bidang sesar
|
330
|
60
|
bidang sesar
|
244
|
55
|
bidang sesar
|
244
|
55
|
bidang sesar
|
244
|
55
|
bidang sesar
|
244
|
55
|
bidang sesar
|
244
|
55
|
Analisis Faultkin dengan linked bingham solution
|
Diagram roset trend sesar |
Slickenside ditemukan di singkapan lokasi
2 pada bidang sesar. Arah pergerakan sesar yang sebenarnya dapat dihitung arah
umum trend slickenslide dari hasil plot dengan diagram roset. Dalam penentuan,
jenis sesar dapat diamati langsung dari kenampakan seperti tangga pada
slickenside dan analisis dihedral. Kenampakan slickenside menunjukkan jenis
sesar turun. Analisis dihedral menunjukkan hasil yang mendukung sesar turun.
Dari analisis slicken side menggunakan
faultkin, sesar pada lokasi 2 merupakan sesar turun. Dari georose didapatkan
trend umum sesar N332E dan plunge rata-rata sesar sebesar 88derajat. Hal ini
sesuai dengan hasil observasi di lapangan, yakni terlihat dari struktur tangga
dapat ditentukan hanging wall relatif bergerak turun terhadap footwall.
3.3 LOKASI 3 : Cikamuning
Pukul :
Tanggal : 23 April 2016
Cuaca : Hujan rintik-rintik
Koordinat :
FOTO SINGKAPAN
DESKRIPSI SINGKAPAN
Batugamping berlapis, porositas baik, dimensi 30x30m, warna
putih krem, kondisi segar, terdapat batugamping masif diatas batugamping
berlapis dan singkapan napal diatasnya.
DESKRIPSI LITOLOGI
1.
Batugamping klastik
Warna putih,tekstur klastik, perlapisan
jelas, sortasi baik
2.
Batugamping masif
Warna putih, tekstur klastik, sortasi baik
3.
Napal
Warna coklat gelap, tekstur klastik, ukuran
lempung.
PENJELASAN
Terdapat sesar naik di
singkapan ini, dimana terlihat batugamping masif dan lempung sebagai keybed
pada hanging wall naik relatif terhadap batugamping masih dan lempung di
footwall.
PEMBAHASAN LOKASI 3
Jenis sesar pada
lokasi singkapan ketiga merupakan sesar naik, hal ini dapat diketahui dengan
melihat offset keybed yang merupakan lapisan batugamping masif dan napal,
dimana keybed pada hanging wall relatif bergerak naik dibandingkan dengan
footwall.
Dokumentasi : Alfath Salvano
Referensi
1. Modul Ekskursi Geologi Struktur Institut Teknologi Bandung
2. Sapiie, Benyamin. 2012. Prinsip Dasar Geologi Struktur. Penerbit ITB: Bandung.
Dokumentasi : Alfath Salvano
Referensi
1. Modul Ekskursi Geologi Struktur Institut Teknologi Bandung
2. Sapiie, Benyamin. 2012. Prinsip Dasar Geologi Struktur. Penerbit ITB: Bandung.
Selamat malam mbak, perkenalkan saya wahyudi dari STMKG. apakah saya boleh meminta softfile buku prinsip dasar geologi struktur oleh Bpk. Benyamin? terimakasih
BalasHapus