Minggu, 19 Februari 2017

PETROGENESIS- PERKENALAN MAGMA DAN BATUAN MAGMATIK

  1.      Mengapa mempelajari batuan magmatik?

Pembaca diharapkan dapat mendeskripsi, mengklasifikasi, dan memberikan penamaan kepada batuan besert mengetahui proses pembentukan batuan beku, interpretasi dari tekstur, mineralogi, dan geokimia sebuah batuan.
Mengapa kita perlu mempelajari batuan beku? Apakah jawaban yang kita cari? Beberapa petrologist belajar mengenai batuan beku dalam satu atau lebih sudut pandang, mencakup:
  •     Memahami proses erupsi
  •     Memperkirakan suatu kejadian dari produk erupsi bencana alam sebelumnya
  •     Menginvestigasi evolusi magma dari dapur magma
  •     Mendokumentasikan struktur dan formasi dari kerak kontinen dan samudera
  •     Menduga lingkungan tektonik di masa lampau (contoh: MORB, Island Arc, Magmatic Arc)
  •     Memahami formasi dari endapan mineral ekonomi berasosiasi dengan batuan beku
  •   Menentukan umur absolut dari batuan beku (batuan beku lebih mudah dilakukan dating daripada batuan sedimen)
  •     Mengidentifikasi asal sumber magma
  •      Mengidentifikasi karakter dan distribusi geokimia dasat mantel beserta evolusinya dilihat dari batuan magmatik hasil erupsi

Tujuan utamanya adalah mengetahui proses magmatik atau dibawah kondisi spakah yang menjadikan proses tersebut berjalan. Saat ini setiap orang yang bekerja dengan batuan beku akan mengaplikasikan kemampuan mencakup analisis hubungan di suatu lokasi, identifikasi hand-speciment di lapangan, deskripsi dan analisis pada sayatan tipis, memberi nama batuan, interpretasi mineral dan batuan secara kuantitatif  (termasuk unsur jarang dan isotop), serta interpretasi diagram fase.


2.     Apa itu Magma?

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari lelehan magma dari dalam interior bumi. Petrologist menggunakan dua buah terminologi untuk batuan terlelehkan.
Magma : Terminologi umum yang menunjukan campuran dari pelelehan dan kristal yang menjadi suspensi didalamnya
Larutan : Hasil dari pelelehan produk, tidak termasuk dengan material padat yang menjadi suspensi didalamnya.
Komposisi magma dapat diestimasi menggunakan hancuran dari sampel lava, termasuk fenokris dan massa dasar. Sedangkan untuk menganalisis komposisi larutan, bagaimanapun memerlukan massa dasar atau matriks gelasan.
Faktanya, ketika magma naik ke permukaan, kandungan gas didalamnya berusaha keluar dari larutan dan melepaskan gelembung gas. Jadi, terminologi magma ini secara umum dipahami sebagai larutan, kristal dan gelembung gas. Namun, ketika larutan pijar ini telah berhubungan dengan atmosfer disebut ‘lava’.
Pembentukan magma diawali dengan pelelehan di daerah mantel melewati kerak kontinen dan menambah kompleksitas kimia dan petrologi dari batuan. Intinya, semua berawal dari magma, mendingin, dan mengalami kristalisasi.


3. DIVERSITAS KOMPOSISI MAGMA SECARA ALAMI
Komposisi keseluruhan dari batuan beku dapat diekspresikan melalui 2 jalur alternatif:
1.      Analisis kuantitatif geokimia, memberikan persentase dari unsur kimia utama dalam sebuah massa.
2.  Kehadiran mineral dalam batuan dilihat dari bawah mikroskop, estimasi secara kualitatif dan kuantitatif.

Analisis bulk (atau biasa disebut whole rock analysis) dari batuan volkanik memperkirakan aproksimasi yang mendekati (kecuali senyawa volatilnya) sempurna. Analisis dengan seksama dari data geokimia memberikan data mengenai kondisi (P, T) magma serta sumber magma (ultrabasa, basa, intermediet, felsik). Apabila di lapangan, tentu saja analisis geokimia tidak berlaku melainkan menggunakan observasi dari hand-speciment untuk dihitung kadar mineral dan jenis mineral. Tinjauan lebih dalam ketika dianalisis menggunakan mikroskop dengan sayatan tipis, karena didapatkan informasi tambahan mengenai proses post-magmatik seperti pelapukan, alterasi hidrotermal, dsb (contoh dilihat dari mineral kuarsa, olivin, aegirin, augit, nepheline, dll).
          
  Bagaimana kita mengetahui variasi komposisi magma?

Dimensi vertikal dari diagram variasi didapatkan dari total Na2O dan K2O dalam % massa. Dimensi horizontal menunjukan hubungan SiO2 (%) dengan tiap titik data dalam grafik. Hubungan antara Na2O+K2O dengan SiO2 merepresentasikan analisis batuan. Plot ini disebut sebagai diagram TAS (Total Alkalis versus Silika) dan sudah digunakan cukup luas untuk menganalisis klasifikasi secara geokimia batuan vulkanik.

Diagran ini menunjukan kandungan silika magma dapat bervariasi, SiO2 dari 31%-76% dan total alkali dari 1%-15%. Dari komposisi ini dapat ditentukan:
a.       Sumber dari komposisi dan mineraloginya (kerak atau mantel)
b.      Kedalaman pelelehan
c.       Kadar pelelehan (%)
d.      Proses fraksionasi di dapur magma dangkal seperti fraksi kristalisasi

1.      PARAMETER YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGKLASIFIKASIKAN BATUAN BEKU
Klasifikasi modern penamaan batuan beku dibagi menjadi tiga:
1)      Kualitatif observasi (Kehadiran atau ketiadaan kuarsa)
2)      Kuantitatif data (Persentase kuarsa dalam batuan)
3)      Komposisi kimia (TAS diagram)

a.      KLASIFIKASI SECARA KUALITATIF –UKURAN BUTIR
Terbagi menjadi ukuran butir kasar, sedang, dan halus untuk mengestimasi rata-rata ukuran butir dari massa dasar batuan. Berdasarkan ukuran butir, sebuah batuan dapat dikatakan sebagai basalt, dolerit (UK), diabas (US), atau gabbro.
 


b.      KLASIFIKASI PROPORSI MINERAL –INDEKS WARNA
Pembagian diklasifikaskan atas dasar:
Mineral gelap karena kehadiran mineral mafik atau ferromagnessian, sedangkan mineral terang disebut sebagai mineral felsik atau feldspar silika. Persentase antara keduanya disebut sebagai indeks warna batuan. Perhitungan kuantitatif dikenal sebagai point counting.
Sekarang kita dapat memahami penggunaan kata melanocratic (Yunani: Gelap) dan leucocratic (Leucocyte-White Blood) dan mesocratic, ketika batuan tidak dapat dibedakan antara mineral gelap atau terang.

c.       KLASIFIKASI KOMPOSISI KIMIA –ASAM VS BASA
Klasifikasi pertama yang ditemui oleh pelajar adalah pembagian batuan berdasarkan ultrabasa, basa, intermediet, dan asam. Klasifikasi ini didasarkan pada konten SiO2 pada batuan, seperti diketahui SiO2 adalah salahsatu parameter yang digunakan untuk menganalisis secara geokimia, jadi kita belum dapat mengetahui hasilnya sebelum sampel batuan tersebut dianalisisi pada laboratorium (Inilah yang menjadi kekurangan klasifikasi ini, tidak bisa ditentukan saat kita berada di lapangan atau saat menganalisis dibawah mikroskop sekalipun).
Hal penting lainnya adalah dapat membedakan antara komposisi silika dalam batuan (biasanya diantara 40-75%) dengan komposisi kuarsa (biasanya 30%, sering juga 0%). Saat berbicara silika, kita mengatakan sebuah komposisi kimia dengan rumus SiO2 yang mencakup semua mineral silikat, sedangkan kuarsa adalah salahsatu mineral dengan rumus SiO2.
Terminologi silisik digunakan pada Amerika Utara yang memiliki arti sinonim dengan asam.

  1. 4.MERENCANAKAN PENAMAAN PETROGRAFI DASAR

Beberapa batuan beku dinamakan berdasarkan kandungan mineral penunjuk untuk membedakan tekstur atau komposisi dari batuan, pemberian nama ini disebut root name. Contohya pada definisi basalt:
“Berdasarkan kegunaan modern, basalt adalah batuan volkanik berkomposisi mineral esensial labradorit, piroksen, dan bijih besi, dengan atau tanpa instertitial atau klorit”
a)      Dikatakan volkanik karena basalt termasuk kedalam batuan yang terbentuk didekat permukaan, sebagai produk dari erupsi, dan berukuran butir halus.
b)      Sedangkan piroksen tidak terlalu menunjukan kespesifikasiannya, karena sebenarnya mineral penyusun basalt (juga dolerit dan gabbro) adalah piroksen tinggi-Ca (disebut sebagai augit), ada juga beberapa yang tersusun atas piroksen rendah Ca (disebut sebagai enstatit) teteapi tidak pernah ditemukan bersamaan dengan mineral piroksen tinggi Ca sekaligus. Sehingga, augit ini menjadi mineral esensial bagi basalt.
c)      Labradorit (An50-An70) yang menjadi mineral yang menyusun basalt terkesan terlalu membatasi, padahal pada basalt dan gabro di daratan sering ditemukan plagioklas berkomposisi bitownit (An70-An90) dan lunar basalt berkomposisi Anortit (An90-An100). Menyadari hal ini, disederhanakan menjadi ‘calcic plagioclase’ (An>50%) sebagai mineral esensial basalt.
d)      Klorit adalah mineral berlembar bersifat hidrous yang tidak pernah terkristalisasi dari magma secara langsung atau tidak pernah dtemukan pada magma segar. Dia hadir sebagai hasil produk alterasi hidrotermal dari mineral sebelumnya seperti piroksen atau unsur pengisi urat. Karena klorit hadir sesudah proses magmatik, sehingga dia tidak memiliki peran untuk hadir dalam definisi.
Jadi, definisi basalt secara petrografi yang akurat adalah:
“Basalt adalah batuan beku bermassa dasar halus yang mengandung komposisi mineral esensial eberupa augit dan calcic plagioklas.”

Vocabulary
  • 1)      Mineral esensial, mineral yang hadir dalam batuan dan penamaanya ditentukan oleh mineral ini.contohnya dominasi mineral calcic plagioklas dan augit dalam batuan berbutir kasar disebut gabbro, sedangkan dominasi olivin da augit disebut troctolite.
  • 2)      Mineral tipe: mineral hadir yang tidak mempengaruhi penamaan dasar batuan, tetapi dapat membuat tipe batuan dibagi kedalam sub divisi karena mineral qualifier. Contohnya olivin gabbro, karena ada tambahan kandungan olivin.
  • 3)      Mineral aksesori: mineral yang hadir pada batuan dalam jumalh sedikit, yang memberikan informasi karakteristik kimia dan memberikan sedikit kontribusi pada penamaan batuan. Contohnya ada kromite, magnetit, apatit, ilmenit
  • 4)      Mineral post-magmatic


6. SUBDIVISI KIMIAWI


0 komentar :

Posting Komentar