GEA Melapang

Lokasi: Gunung Batu, Lembang

Gunung Bende, Citatah, Padalarang

Formasi Rajamandala, umur Oligosen akhir-Miosen awal

Curug Omas

Pertemuan Sungai Ci Kapundung dengan Ci Gulung

IMPK 2016

Lokasi : Cicenang-Ciater, Subang, Jawa Barat

My sister and brother

Meilani Yesi Chelsiana Samuel

Rabu, 05 Oktober 2016

TEKSTUR SAYATAN TIPIS PADA BATUAN BEKU
No.
Tekstur
Nama Tekstur
Penjelasan
Gambar
1
Khusus Basa
Intergranular
Tekstur dimana celah sudut antara mineral plagioklas diisi oleh olivin, piroksen, atau oksida besi
2
Intersertal
(Mirip Intergranular)  Namun celah sudut antar mineral diisi oleh gelas/bahan  cryptocrystalline
3
Ofitik
Tekstur dimana plagioklas dikelilingi oleh mineral piroksen sepenuhnya (radial). Terlihat seolah-olah piroksen terisi oleh plagioklas .
4
Subofitik
Tekstur ofitik namun dengan catatan butiran plagioklas tidak sepenuhnya tertutup dalam matriks piroksen (tidak terlalu radial, agak acak)
5
Khusus Intermediet
Poikilitik
Tekstur adanya inklusi mineral secara acak dalam suatu mineral besar
6
Porfiritik
Tekstur yang menunjukan adanya campuran butiran kasar dalam massa batuan yang lebih halus. Mineral yang berukuran besar dan sempurna disebut fenokris, mineral yang lebih halus disebut massa dasar (groundmass).

Magma yang sedang bergerak naik ke permukaan membeku dengan cepat dan menghasilkan mineral berbentuk sempurna dan belum sempurna.
7
Vitrofirik
Seperti tekstur porfiritik tetapi mineral penyusun massa dasarnya adalah gelas
8
Hyalofilitik
(Mirip tekstur ofitik, piroksen ganti jadi gelas) Tekstur mikroklit plagioklas dikelilingi oleh gelas sepenuhnya.
Khas dijumpai pada batuan basa-intermediet.
9
Trakhitik
(Tekstur aliran) Fenokris dan massa dasar alkali feldspar menunjukan pola kesejajaran akibat aliran
10
Pilotaksitik
(Tekstur aliran) Fenokris dan massa dasar plagioklas menunjukan pola kesejajaran akibat aliran
11
Kelyfilitik Rim
Tekstur suatu kristal dikelilingi oleh kristal lain.

Akibat dari ketidakstabilan kristal yang bereaksi dengan kristal lain dan pelelehan.
12
Khusus Felsik
Graphic
Kedua mineral tumbuh bersama dalam tingkat kristalisasi yang berbeda.

Menyebabkan intergrowth dalam  1 individu antara kuarsa & K-feldspar, dengan butir kuarsa meruncing
13
Granofirik
Intergrowth dalam 1 individu antara kuarsa & K-feldspar, dengan butir kuarsa anhedral.
14
Mirmekitik
Intergrowth dalam 1 individu kuarsa & Plagioklas.

Kristal plagioklas belum sempurna, namun kuarsa masuk mengisi rongga yang belum terkristalisasi sempurna itu
15
Pertit
Eksolusi Plagioklas (albit) & K-Feldspar (Mikroklin) (HOST).

Plagioklas berbentuk memanjang dan sejajar dengan arah bidang belah mineral mikroklin.
Disebut juga quadrille structure.
16
Anti-Pertit
Kebalikan Pertit.
Umumnya lebih tipis daripada pertit.
Plagioklas sebagai host dan Mikroklin sebagai tamu.
17
Embayment
Tekstur dengan kristal utama terlihat termakan oleh kristal yang lebih muda.

Akibat kristal utama terubahkan ke dalam bentuk lelehan dan menjadi bentuk teluk.
REFERENSI

1.       Common igneous Textureal Terms http://www.people.carleton.edu/~bhaileab/petrology/BH250Slides/CommonIgenousTexturalTermsandPhotomcirgraphys2.html diakses terakhir pada 3 Sept 2016

Rabu, 04 Mei 2016

LAPORAN EKSKURSI GEOLOGI STRUKTUR 2016

SESAR TURUN (Lokasi Pasir Batununggal)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1   LATAR BELAKANG
Geologi struktur adalah suatu cabang ilmu pengetahuan mempelajari mengenai morfologi bentuk muka bumi beserta gejala geologi yang menyebabkan deformasi pada batuan (strain) yang membentuk kerak bumi dan gaya yang cenderung merubah bentuk dan ukuran awal dari suatu permukaan dinamakan stress.
            Spenser (1977), berpendapat bahwa yang dipelajari dalam geologi struktur itu meliputi “primary structural fatures” (struktur primer) dan “secondary structural fatures” (struktur sekunder). Struktur primer meliputi struktur yang terbentuk pada saat pembentukan batuan, misalnya struktur-struktur sedimen pada batuan sedimen, struktur aliran pada batuan beku dan struktur foliasi pada batuan metamorf. Struktur sekunder adalah suatu struktur yang terbentuk setelah proses pembentukan batuan terutama akibat adanya tegangan eksternal yang bekerja selama ataupun setelah pembentukan batuan, contoh struktur sekunder adalah kekar, sesar, dan lipatan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

1.1.1                MAKSUD
Adapun maksud dari ekskursi geologi struktur yang dilaksanakan pada 23 April 2016 ke daerah Rajamandala, Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat untuk memenuhi kurikulum mata kuliah geologi struktur yang merupakan salah satu mata kuliah dari prodi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung.

1.1.2                TUJUAN
Adapun tujuan diadakan ekskursi geologi struktur ke daerah Rajamandala, Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat ini sebagai berikut:
1.       Mahasiswa memiliki pengalaman mengenai keadaan struktur geologi, terumata sesar dan rekaham secara langsung di lapangan.
2.       Mahasiswa mampu mempelajari gejala struktur geologi mencakup mengenal, mengobservasi, mengukur, mencatat, dan mengolah data dari lapangan.
3.       Mahasiswa mampu menggunakan peralatan lapangan, menentukan lokasi, memilih singkapan yang baik, mengobservasi dan merekam data lapangan.

1.3   ALAT
1.       Peta Lintasan, untuk mengetahui posisi dan penunjuk daerah penelitian
2.       Kompas Geologi, untuk mengukur kedudukan batuan dan kedudukan struktur garis
3.       Palu Geologi, untuk mengambil sample batuan
4.       GPS
5.       Buku lapangan dan alat tulis, untuk mencatat data-data lapangan
6.       Kamera, merekam singkapan dan data di lapangan


BAB II
LANDASAN TEORI

                Jurus atau strike adalah garis perpotongan bidang horizontal dengan bidang perlapisan, sedangkan dip merupakan sudut yang dibentuk oleh bidang miring dengan bidang horizontal dihitung secara vertikal, tegak lurus strike. Apparent dip merupakan sudut kemiringan antara bidang horizontal dengan bidang miring dengan pengukuran tidak tegak lurus strike, dan dip direction merupakan arah tegak lurus jurus yang sesuai dengan dip sebenarnya dihitung dari arah utara.
Sedangkan istilah untuk kedudukan struktur garis dinyatakan dalam trend, plunge, pitch, bearing.Trend atau arah penunjaman adalah arah dari proyeksi struktur garis pada bidang horizontal diukur terhitung dari utara. Bearing atau arah kelurusan adalah salah satu arah yang merupakan sudut pelurusannya namun tidak menunjukan trend struktur garis tersebut. Plunge adalah sudut yang dibentuk dari struktur garis dengan bidang horizontal dihitung dari arah vertikal sedangkan Pitch merupakan sudut yang dihitung dari struktur garis tersebut terhadap bidang horizontal dihitung pada bidang struktur garis itu berada.
Sesar adalah rekahan yang telah mengalami pergeseran. Sesuai prinsip Anderson, sesar terbagi menjadi normal fault, reverse fault, dan strike-slip fault.



BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 LOKASI 1 : Tamban Batugamping PT MMA, GUNUNG GUHA
Singkapan 1
Pukul               : 08.15 WIB
Tanggal           : 23 April 2016
Cuaca              : Cerah
Koordinat        : -6853, 107, 397


DESKRIPSI SINGKAPAN
                Singkapan batugamping, warna putih, kompak, porositas baik, vegetasi sedang,  sortasi baik, kondisi segar, struktur stylolite, urat kalsit, shear fracture, platy coral dan microfold, dimensi singkapan 20x5 m.

DESKRIPSI LITOLOGI
                Warna putih, kondisi segar, kompak, porositas baik
Komposisi:  fragmen skeletal (platy coral) ukuran 10-30 cm (25%), vein ukuran 10cm, 2m (15%), mikrit (35%), stylolite (25%)
Nama Batuan : Batugamping bindstone (Embry-Klovan, 1971)

SINGKAPAN 2
Pukul               : 10.00 WIB
Tanggal           : 23 April 2016
Cuaca              : Cerah

DESKRIPSI SINGKAPAN
                Singkapan batugamping, warna putih, segar, kondisi  segar, vegetasi tidak ada, urat kalsit, stylolite, shear fracture ukuran 3-4 m, dimensi singkapan 20x10m.
Deskripsi Litologi
Batugamping boundstone, putih, kondisi segar, kompak, porositas baik
Komposisi : platy coral (10%), mikrit (50%), vein (35%), stylolite (5%)
Nama Batuan: mudstone (Embry-Klovan, 1971)

STRUKTUR DAN PERLAPISAN YANG DIAMATI

1.       Platy Coral
Orientasi platy coral dapat digunakan sebagai penentuk kedudukan perlapisan batugamping, karena pada saat diagenesa platy coral akan tumbuh sejajar dengan perlapisan.

2.       Stylolite
Stylolite terbentuk karena pressure dissolution dimana air pada batugamping keluar dan melarutkan batuan disekitarnya dan menghasilkan permukaan yang terlihat bergerigi. Stylolite terbentuk oleh adanya penekanan dari stress compressive terbesar (sigma 1) dan arah orientasinya merupakan tegak lurus sigma 1 yang diakibatkan dari proses burial.

Sedangkan stylolite sendiri dapat terbentuk oleh adanya proses tektonik sehingga arah orientasinya merupakan tegak lurus sigma 1 tektonik, sehingga stylolite berjenis ini tidak searah dengan perlapisan.
3.       Vein
Vein merupakan rekahan yang terisi mineral. Pada singkapan, terdapat dua jenis rekahan yang menjadi urat kalsit. Pertama, rekahan yang dikontrol oleh Stylolite. Urat dapat terbentuk pada amplitude maksimal dari stylolite. Kedua, rekahan yang dikontrol oleh tension fracture.

4.       Microfold
Butiran skeletal dalam karbonat dapat mengalami perlipatan skala kecil sebagai respon dari compressive stress.

PEMBAHASAN
LOKASI 1
1.       Orientasi umum dari stylolite ada 2:
a.       Mengikuti bidang perlapisan batugamping (sejajar dengan perlapisan koral, tegak lurus dengan arah sigma 1 hasil burial)
b.      Memotong bidang perlapisan batugamping (tegak lurus dengan arah sigma 1 akibat tektonik)
2.       Apakah terdapat vein yang berhubungan yang pembentukan stylolite?
Ya, terdapat vein yang berhubungan dengan pembentukan stylolite yang terbentuk pada amplitudo stylolite. Berikut bukti vein yang terbentuk tepat pada amplitudo stylolite.

vein pada amplitudo stylolite


1.       Bagaimana hubungan antara fragmen coral dan stylolite?
Terdapat stylolite yang berhubungan dengan fragmen coral yaitu yang terbentuk akibat tekanan burial. Namun, terdapat juga stylolite yang tidak berhubungan dengan orientasi fragmen coral. Yaitu, stylolite yang terbentuk akibat stress compressive terbesar tektonik




Tabel 1. Kedudukan Perlapisan dan Struktur
Perlapisan/Struktur
Strike
Dip
Perlapisan
88
59
Perlapisan
92
62
Perlapisan
91
60
Perlapisan
90
38
Perlapisan
85
26
Perlapisan
92
18
Vein
265
65
Vein
265
67
Vein
80
50
Vein
83
53
Stylolite burial
91
32
Stylolite burial
94
34
Stylolite tectonic
265
63
Stlylolite tectonic
263
65




3.2 LOKASI 2 : Pasir Batununggal
Pukul               : 12.05 WIB
Tanggal           : 23 April 2016
Cuaca              : Panas Terik

FOTO SINGKAPAN

Sesar turun dilokasi pasir batununggal


DESKRIPSI SINGKAPAN
Text Box: Platy coralDimensi 30x15m, putih kecoklatan, terdapat slickenside, kondisi lapuk, vegetasi banyak rerumputan , brittle,  litologi : batugamping klastik dan lempung, terdapat sesar turun.
Deskripsi Litologi
1.      Batugamping klastik
Putih krem, tekstur klastik, sortasi buruk, porositas baik, kemas tertutup.
2.      Lempung
Coklat, tekstur klastik, sortasi buruk, ukuran butir lempung, kemas terbuka,.

Struktur dan perlapisan yang diamati

1.      Slickenside
Pergerakan sesar dapat ditentukan dengan melihat struktur tangga pada slicken side. Slicken side merupakan struktur garis yang ditemukan pada bidang sesar.

2.      Bidang Sesar
Bidang pergerakan antarperlapisan batuan yang terpisah.

3.      Bedding pada batugamping dan lempung
Perlapisan batugamping dan lempung terlihat jelas karena butiran klastik pada batuan memperlihatkan proses pengendapan yang terjadi saat diagenesa.
Slicken side


PEMBAHASAN
LOKASI 2
Pada lokasi 1, bidang perlapisan diukur melalui arah orientasi platy coral, didapatkan strike bidang perlapisan umum N 270-275 E.
Sedangkan pada lokasi 2 bidang perlapisan diukur dari bedding batugamping yang terlihat dengan jelas pada singkapan, dan terdapat offset dari bidang sesar. Dengan strike bidang perlapisan umum pada N 60-65 E.

Diagram roset data lokasi 1 gunung guha
Diagram roset lokasi 2 Pasir batununggal
DATA STRUKTUR SEKUNDER
Perlapisan/Struktur
Trend
Plunge
Pitch
Slickenline
330
80
60
Slickenline
330
70
80
Slickenline
0
50
65
Slickenline
37
58
37
Slickenline
80
67
75
Slickenline
338
88
34
Slickenline
34
60
59
Slickenline
45
49
53

Keterangan
strike
dip
bidang sesar
245
70
bidang sesar
240
64
bidang sesar
330
60
bidang sesar
244
55
bidang sesar
244
55
bidang sesar
244
55
bidang sesar
244
55
bidang sesar
244
55

Analisis Faultkin dengan linked bingham solution

Diagram roset trend sesar
Slickenside ditemukan di singkapan lokasi 2 pada bidang sesar. Arah pergerakan sesar yang sebenarnya dapat dihitung arah umum trend slickenslide dari hasil plot dengan diagram roset. Dalam penentuan, jenis sesar dapat diamati langsung dari kenampakan seperti tangga pada slickenside dan analisis dihedral. Kenampakan slickenside menunjukkan jenis sesar turun. Analisis dihedral menunjukkan hasil yang mendukung sesar turun.
Dari analisis slicken side menggunakan faultkin, sesar pada lokasi 2 merupakan sesar turun. Dari georose didapatkan trend umum sesar N332E dan plunge rata-rata sesar sebesar 88derajat. Hal ini sesuai dengan hasil observasi di lapangan, yakni terlihat dari struktur tangga dapat ditentukan hanging wall relatif bergerak turun terhadap footwall.


3.3 LOKASI 3 : Cikamuning
Pukul               :
Tanggal           : 23 April 2016
Cuaca              : Hujan rintik-rintik
Koordinat        :

FOTO SINGKAPAN


DESKRIPSI SINGKAPAN
Batugamping berlapis, porositas baik, dimensi 30x30m, warna putih krem, kondisi segar, terdapat batugamping masif diatas batugamping berlapis dan singkapan napal diatasnya.

DESKRIPSI LITOLOGI
1.       Batugamping klastik
Warna putih,tekstur klastik, perlapisan jelas, sortasi baik
2.       Batugamping masif
Warna putih, tekstur klastik, sortasi baik
3.       Napal
Warna coklat gelap, tekstur klastik, ukuran lempung.

PENJELASAN
Terdapat sesar naik di singkapan ini, dimana terlihat batugamping masif dan lempung sebagai keybed pada hanging wall naik relatif terhadap batugamping masih dan lempung di footwall.

PEMBAHASAN  LOKASI 3
Jenis sesar pada lokasi singkapan ketiga merupakan sesar naik, hal ini dapat diketahui dengan melihat offset keybed yang merupakan lapisan batugamping masif dan napal, dimana keybed pada hanging wall relatif bergerak naik dibandingkan dengan footwall. 


Dokumentasi : Alfath Salvano

Referensi
1. Modul Ekskursi Geologi Struktur Institut Teknologi Bandung
2. Sapiie, Benyamin. 2012. Prinsip Dasar Geologi Struktur. Penerbit ITB: Bandung.